BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah sebuah proses yang
sangat panjang demi menuju tercapainya tujuan pendidikan. Bukan aktivitas
spontan, yang sekali terjadi. Sebagai sebuah proses, maka pendidikan pada
dasarnya adalah rangkaian aktivitas terperogram, terarah, dan berkesinambungan.
Dalam mata kuliah Sosiologi Pendidikan, pendidikan adalah ikhtiar (usaha) yang
‘arif, terencana, dan bekesinambungan baik secara vertikal maupun horizontal.
Dengan demikian pendidikan bukanlah suatu proses yang yang asal-asalan yang
tanpa perencanaan dan tanpa perorganisasian.
Pendidikan islam adalah proses
pembentukan kepribadian manusia kepribadian islam yang luhur. Bahwa pendidikan
islam bertujuan untuk menjadikannya selaras dengan tujuan utama manusia menurut
islam, yakni beribadah kepada Allah SWT.
Diharapkan dengan pemahaman tentang
dasar dan tujuan sistem pendidikan islam ini, kita semua bisa memberi motivasi
agar manusia khususnya muslim selalu mencari ilmu hingga akhir hayat, dalam
rangka merealisasikan tujuan yang telah disebutkan dalam QS. Adz-Dzariyat: 56
dapat diaplikasikan secara kontinu
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan Islam Sebagai Suatu Sistem
A.
Pendidikan
Islam Secara Luas
Dalam dunia
filsafat, filsafat pendidikan merupakan suatu bentuk filsafat khusus, yaitu suatu
cabang dari filsafat yang sasaran pembahasannya dalam bidang pendidikan[1],
dan merupakan pedoman bagi perancang dan orang-orang yang bekerja dalam bidang
pendidikan dan pengajaran islam.
Dengan demikian
filsafat pendidikan islam pada hakikatnya merupakan landasan dasar bagi
penyusunan suatu system pendidikan islam. Pemikiran-pemikiran filsafat
pendidikan islam menjadi pola dasar bagi para ahli pendidikan islam mengenai
bagaimana system pendidikan yang dikehendaki
dan sesuai dengan konsep ajaran islam, yang berhubungan dengan
pendidikan.
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, systema yang
berarti cara atau strategi. Istilah sistem dari bahasa Yunani juga diartikan sebagai
suatu keseluruhan yang tersusun dari banyak bagian whole compounded of
several parts[2].
Dalam bahasa inggris system
berarti sistem, susunan, jaringan, cara. Sistem juga diartikan sebagai suatu
strategi, cara berfikir atau model berfikir.
Sistem juga dikatakan sebagai
kumpulan berbagai komponen yang masing- masing saling terkait, tergantung, dan
saling menentukan.[3]
Pada awalnya pendekatan sistem digunakan dalam bidang
teknik, tetapi pada akhir tahun 1990 dan awal 1960 an, pendekatan sistem mulai
diaplikasikan dalam bidang pendidikan seperti merumuskan masalah, analisis
kebutuhan, analisis masalah, desain metode, dan materi instruksional
pelaksanaan secara eksperimental, menilai dan merivisi dan sebagainya.
Dengan demikian pendekatan sistem merupakan proses
pemecahan masalah yang logis atau mencapai hasil pendidikan secara efektif dan
efesien[4].
Hubungan antara
pemikiran filsafat dengan sistem pendidikan agaknya dapat ditelusuri dari
pelaksanaan pendidikan islam di zaman permulaan islam hingga ke zaman klasik.
Direntang masa tersebut, diduga system pendidikan islam belum dipengaruhi oleh
pemikiran-pemikiran filsafat asing. Alasan yang kuat, antara lain bahwa
dizaman-zaman tersebut secara politis islam masih menjadi negara adikuasa.
Hingga cukup beralasan kalau Rogen Bacon menyatakan “jika seseorang
ingin menemukan kebenaran, maka ia seharusnya mempelajarinya dari orang-orang
arab (muslim). Dan seperti diakuinya, metode empiris yang ia kembangkan,
berasal dari metode pendidikan yang dikembangkan dalam system pendidikan islam.
Metode ini dikenal dengan Minhaj al-
Tajribiyat al- Arabiyat, adalah sebagai metode pendidikan yang banyak
dipelajari oleh para ilmuan Eropa menjelang berakhirnya zaman keemasan Bani
Umayyah di Andalusia.
B. Dasar-Dasar Sistem Pendidikan Islam
Dasar sistem pendidikan
islam identik dengan dasar ajaran islam itu sendiri. Keduanya berasal dari
sumber yang sama yaitu Al-Qur’an dan hadits. Kemudian dasar tadi dikembangkan
dalam pemahaman para ulama dalam bentuk qiyas syar’i, ijma’ yang diakui,
ijtihad dan tafsir yang benar dalam bentuk hasil pemikiran yang menyeluruh dan
terpadu tentang jagat raya, manusia, masyarakat, dan bangsa, pengetahuan
kemanusiaan dan akhlak, dengan menunjuk kedua sumber asal (al-Qur’an dan
hadits) sebagai sumber utama.
Menjadikan Al-Qur’an
dan hadits sebagai dasar pemikiran dalam membina system pendidikan, bukan hanya
dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan kepada keyakinan semata. Lebih jauh
kebenaran itu juga sejalan dengan kebenaran yang dapat diterima oleh nalar dan
bukti sejarah, sebagaimana yang telah
dikemukakan sebelumnya. Dengan demikian, kebenaran itu bisa kita kembalikan
pada pembuktian akan kebenaran pernyataan firman allah :
”Al-Qur’an tidak ada keraguan padanya
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”(Q.2:2).
Kebenaran yang
dikemukakannya mengandung kebenaran yang hakiki, bukan kebenaran yang
spekulatif, lestari dan tidak bersifat tentative (sementara).
“ Sesungguhnya
kami menurunkan al-Qur’an dan sesngguhnya kami tetap memeliharanya.( Q.15:9).
Kebenaran yang
seperti itu pula yang dijadikan dasar pemikiran dalam Pembinaan system
pendidikan islam.
Berbeda dengan
kebenaran yang dibuat oleh hasil pemikiran manusia. Kebenaran nalar produk
manusia, bagaimanapun terbatas oleh uang dan waktu. Selain itu hasil pemikiran
tersebut mengandung muatan subyektivitas, sesuai dengan sudut pandang
masing-masing. Adanya kedua faktor ini mendorong hasil pemikiran para ahli
pendidikan ntuk membuahkan konsep pendidikan yang sesuai dengan pandangan
pandangan hidup masing-masing.
Setiap
masyarakat, bagaimanapun mempunyai falsafah dan pandangan hidup yang mereka
nilai sesuai asas dalam membentuk generasi yang akan datang sebagai generasi
pewaris. Adanya berbagai aliran pemikiran filsafat berupa faham-faham menunjukkan
bukti keragaman pandangan hidup itu. Dan dengan demikian tujuan yang akan
dicapai oleh system pendidikan pada prinsipnya tak terlepas dari asas filsafat
yang mereka anut.
Dasar
adalah landasan tempat berpisah atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut
tegak berdiri dalam suatu bangunan yaitu fondamen yang menjadi landasan
bangunan tersebut agar bangunan itu tegak dan kokoh berdiri, demikian pula
dasar sistem pendidikan islam yaitu fondamen yang menjadi landasan atau asas
agar pendidikan islam dapat tegak berdiri agar tidak mudah roboh karena tiupan
angin kencang berupa ideologi.
1.
Al-Qur’an dan Hadits Sebagai
Dasar Filosofis Pelaksanaan Pendidikan Islam
a. Al-Qur’an.
Allah
berfirman yang artinya:
“Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur’an)
dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah iman itu,
tetapi kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya yang kami kehendaki diantara
hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benarbenar memberi petunjuk
kepada jalan yang benar ( QS. Asy-Syura : 52 )”
Nabi
SAW juga bersabda, yang artinya:
“ Sesungguhnya orang
mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat
kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya,
serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh
kemenangan ia”
Dari
ayat dan hadis di atas tadi dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Qur’an diturunkan
kepada umat manusia untuk memberi petunjuk ke arah jalan hidup yang lurus dalam
arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridhai Allah SWT. Dan menurut
Hadist Nabi, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling menasihati untuk
mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam
bentuk pendidikan Islam.
Bagi
umat Islam dasar agama Islam merupakan fondasi utama keharusan berlangsungnya
pendidikan. Karena ajaran Islam bersifat universal yang kandungannya sudah
tercakup seluruh aspek kehidupan ini. Pendidikan dalam arti umum mencakup
segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya,
pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda untuk
memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan
sebaik-baiknya.
Corak
pendidikan itu erat hubungannya dengan corak penghidupan, karenanya jika corak
penghidupan itu berubah, berubah pulalah corak pendidikannya, agar si anak siap
untuk memasuki lapangan penghidupan itu. Pendidikan itu memang suatu usaha yang
sangat sulit dan rumit, dan memakan waktu yang cukup banyak dan lama, terutama
sekali dimasa modern dewasa ini. Pendidikan menghendaki berbagai macam teori
dan pemikiran dari para ahli pendidik dan juga ahli dari filsafat, guna
melancarkan jalan dan memudahkan cara-cara bagi para guru dan pendidik dalam
menyampaikan ilmu pengetahuan dan pengajaran kepada para peserta didik.[5]
Islam
adalah agama yang membawa misi agar ummatnya menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran. Al-Qur’an yang pertama kali turun adalah berkenaan tentang masalah
keimanan juga pendidikan dalam firman-Nya yang artinya:
“ Bacalah dengan (menyebut ) nama tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah dan
tuhanmulah yang paling pemurah yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahui. (Qs. Al-Alaq 1-5 )
Dari
ayat ayat tersebut diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa seolah-olah tuhan
berkata hendaklah manusia meyakini akan adanya adanya tuhan pencipta manusia.
Selanjutmya untuk memperkokoh keyakinan dan memelihara agar tidak luntur
hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
b.
As- Sunnah
Sunnah
merupakan dasar sistem pendidikan islam yang kedua setelah Al-Qur’an, Banyak
hal yang bersifat global atau universal dalam Al-Qur’an dijelaskan melalui
sunnnah.
Salah
satu hal yang harus diperhatika dalam sistem pendidikan islam ialah skap
kesungguhan dari seorang pendidik. Rasulullah saw adalah juru didik dan beliau
juga menjunjung tinggi terhadap pendidikan dan motivasi agar berkiprah kepada
pendidikan dan pengajaran. Rosulullah saw bersabda yang artinya :
“Barang
siapa yang menyembunyikan ilmunya maka tuhan akan mengekangnya dengan kekang
berapi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar